William Wagner benar-benar
sial hari ini…
Ia
kena tilang karena tidak pakai sabuk pengaman. Lalu
diperparah dengan mencoba “berdamai” dengan si polisi. Sebagian kecil polisi di
New Ismoyork masih ada yang jujur, dan Briptu Ibrahim ini adalah salah satunya.
William masih mencoba peruntungannya dengan mengatakan bahwa pamannya adalah
perwira tinggi di kepolisian….
Polisi tersebut menjawab dengan mengatakan ayahnya adalah Judge Dredd…
Ini hari sial bagi William. Pagi hari telepon selulernya jatuh ke kolam. Siang hari ia
makan ramen pedas yang membuatnya mencret. Sore, kartu kreditnya ditolak karena
over limit. Sekarang, ia kena tilang. Sambil menerima surat tilang dan
melanjutkan perjalanan, William mengumpat dalam hati.
Heeeh,
sudah empat kali apes hari ini. Satu kali lagi pas jadi lima. Pikir William.
Ia mencoba menenangkan diri dengan menyalakan radio
mobilnya. Kebetulan salah satu lagu kesukaannya, “Ride The Wind” dari Poison, tapi sayang sudah hampir selesai.
… Ride
the wind
Never coming back until I touch the midnight sun
Never coming back until I touch the midnight sun
“Oke para pendengar BoiledCheese FM,
masih bersama gue selama setengah jam ke depan. Tadi kita sudah mendengar
‘Ride The Wind’, request dari George di Gungenberg Barat. Sekarang mari kita
bacakan lagi SMS yang masuk…”
“Kali ini dari yang bernama Azrael, isi
pesannya ditujukan untuk William Wagner…”
Loh, itu nama gue. Siapa Azrael? William sejenak heran.
“Katanya, ‘Lihat ke kanan’. Hmm SMS yang
aneh, tidak ada request lagu pulak… “
Sambil
bingung, Wagner melihat ke jendela kanan mobilnya, dan seketika ia langsung
berhadapan dengan ujung laras revolver Smith & Wesson diacungkan oleh
seorang pengendara motor. Suara tembakan terdengar di tengah-tengah ramainya
lalu lintas kota.
William
Wagner benar-benar sial hari ini….
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
(Beberapa minggu sebelumnya)
Pagi
itu hujan deras, tapi Armand Arnovski tetap mengunjungi makam istrinya. Hari
ini adalah dua tahun sejak kematiannya.
Armand
meletakkan seikat bunga yang sudah basah kuyup di depan nisannya. Kemudian ia
pergi meninggalkan tanah pemakaman.
Dua tahun yang lalu, mereka berencana berlibur bersama ke luar kota naik motor. Tapi naas,
ditengah jalan, mereka ditabrak mobil. Pengendaranya mabuk berat, begitu pula
semua temannya dalam satu mobil tersebut. Armand terbentur keras dan mata kanannya
menjadi buta permanen karena terkena pecahan kaca helm.
Tetapi
istri Armand bernasib lebih buruk….
Karena
ketiga pemuda yang menabrak tersebut memiliki orang tua yang kaya, hakim hanya
menghukum mereka selama dua tahun dengan tuduhan "kenakalan remaja". Padahal sudah jelas mereka
dalam pengaruh kokain saat itu. Tapi di pengadilan Moyoland, kekuatan uang
masih dahsyat....
Armand
melihat kalender. Ia menandai hari dimana mereka bertiga akan dibebaskan...
Dalam
tiga tahun ini, ia telah mempersiapkan semuanya. Armand berhenti dari
pekerjaannya, kemudian ia ikut kursus Krav Maga di pagi hari, serta Jeet Kune
Do di sore harinya. Di malam hari, ia berlatih menggunakan senjata api. Waktu
senggangnya dihabiskan untuk merancang rencana balas dendam.
Sebentar lagi, pikir Armand Arnovski….
Novel
berjudul “The Wing of Azrael”
karangan Mona Caird tergeletak di samping kalender meja. Armand terakhir
membacanya sebelum kejadian kecelakaan itu. Ia tak sempat lagi membacanya,
karena selain pikirannya terfokus pada balas dendam, kehilangan mata kanannya
juga membuat penglihatannya payah…
Hari
itu pun akhirnya tiba...
Target
pertama Armand, Eddy Dupree, sedang terlihat asik mengendarai Range Rover
Evoque barunya.
Armand
melaju dengan motornya di jalur yang berlawanan, sambil memegang tombak logam
sepanjang dua meter, lalu ketika ia sudah melihat mobil Eddy, Armand menambah
kecepatan motornya.
Sesaat
sebelum keduanya berpapasan, Armand melemparkan tombaknya ke kaca depan Range
Rover tersebut. Logam panjang itu sukses menembus kaca, sekaligus badan Eddy
Dupree yang malang.
Sebenarnya malam ini Eddy berencana main bola sodok. Tapi
malah ia yang kena sodok…
Mobilnya
tetap melaju tanpa kendali sebelum akhirnya menabrak pembatas jalan dan jatuh
ke sungai….
Pemakaman
Eddy Dupree dilangsungkan beberapa hari kemudian.
Terlihat
kakak Eddy, Nicholas Dupree di salah satu deretan tamu yang hadir. Hubungan
mereka yang kurang baik belakangan ini membuat Nick tidak terlalu berduka.
Apalagi dengan meninggalnya Eddy, sekarang semua warisan orang tuanya akan
jatuh ke tangannya.
Setelah
kira-kira setengah dari jumlah tamu sudah pergi, Nick pun meninggalkan tempat
pemakaman. Ia butuh segelas bir dingin.
Satu gelas kurang, pikirnya. Mungkin
dua…. Ah, peduli setan. Mari minum sampai teler hari ini, supaya besok masalah
ini bisa terlupakan….
Nicholas
Dupree tidak pernah mencapai bar hari itu.
Sebuah sepeda motor menyenggol mobilnya ketika dalam perjalanan. Ketika
Nick keluar dari mobil untuk beradu mulut dengan si biang kerok, pengendara
motor tersebut mengeluarkan revolver dan menembak Nick dua kali di paha.
Nick
terjatuh kesakitan. Armand mengikat leher Nick dengan tali yang disambungkan ke
belakang motornya, kemudian ia melaju kencang, menyeret Nick di belakangnya.
Awalnya sempat ada perlawanan, namun tidak lama kemudian, hanya terasa seperti
menyeret benda mati.
Armand
menghentikan motornya di depan sebuah gudang kosong. Lalu ia melepaskan tali
itu dari motornya, dan dipakainya untuk menggantung Nick di langit-langit
gudang.
Tubuh
Nicholas Dupree berayun-ayun tanpa nyawa, dengan mata yang masih terbuka.
Wajahnya terlihat seperti ketakutan, seakan telah melihat malaikat maut…
Tinggal William Wagner seorang….
Leonard
Ibrahim baru saja mendapat surat peringatan keduanya.
Ia
ketahuan memodifikasi sendiri sepeda motor polisinya. Jika bukan karena suara
knalpot yang terdengar berbeda, mungkin tidak bakal ketahuan.
Dalam
hati, ia beralasan bahwa sepeda motor polisi New Ismoyork yang sekarang ini
masih kurang cepat. Kondisi ekonomi multinasional yang terjadi di seluruh benua
Empirea membuat negara terpaksa berhemat, dan salah satu yang dipotong adalah
anggaran penyediaan kendaraan polisi. Pada dekade sebelumnya, sepeda motor
standar patroli jalan raya adalah Triumph 675 Daytona. Namun karena budget cut
ini, mereka cuma mendapat Kawasaki KLX 250….
Yah paling tidak, sudah jarang ada
kejar-kejaran berkecepatan tinggi,
pikirnya lagi. Pekerjaan sekarang paling cuma menangkap pengendara-pengendara
bandel yang melanggar rambu, atau tidak memakai sabuk pengaman, seperti yang ia
tilang barusan.
Pakai ngaku-ngaku pamannya kolonel
segala, ingatnya sambil tertawa dalam
hati....
Radio
polisi sebetulnya tidak bisa dipindah ke frekuensi umum, tapi untung modifikasi yang
ini belum ketahuan. Leonard memindahkannya ke frekuensi stasiun radio setempat…
Hearts of
fire
Streets of stone
Modern warriors
Saddle iron horses of chrome
Taste the wild
Lick the wind
Like something they never saw before
Their jaws dropping to the floor
Steel made of soul and sin
Streets of stone
Modern warriors
Saddle iron horses of chrome
Taste the wild
Lick the wind
Like something they never saw before
Their jaws dropping to the floor
Steel made of soul and sin
Tidak
lama kemudian, Leonard mendengar bunyi tembakan pistol di kejauhan…
Ia
secara refleks mengganti kembali frekuensi untuk berkomunikasi dengan
markasnya. Tidak sampai satu menit, semua unit patroli di area tersebut segera
ditugaskan ke lokasi.
“Tersangka mengenakan jaket hitam, helm
hitam, serta mengendarai MV Agusta merah”, demikian suara dari pusat.
Kejar-kejaran
berlangsung di tengah hiruk pikuk kota. Leonard sempat melihat motor tersebut
dari jauh. Ia mengenali jenisnya. MV Agusta Brutale Oro.
Tidak mungkin mengejarnya, tidak dengan
cara seperti ini, pikir Briptu
Leonard. Ia akan dengan mudah kabur ke
area sepi penduduk…
Ramalan
Leonard benar. Semua mobil dan motor polisi New Ismoyork tak ada yang sanggup
menandingi kecepatan mesin Italia 750cc bersilinder empat segaris tersebut. Andaikan
tidak ada pemotongan anggaran, mungkin masih bisa tersusul…
Leonard
mempelajari peta GPS di motornya. Ia mencari jalur alternatif yang bisa
memotong jalur penjahat tersebut. Ia hanya melihat satu persimpangan. Tapi
ternyata bukan persimpangan, melainkan fly-over…
Ide gila, tapi boleh dicoba. Briptu Leonard Ibrahim membelokkan motornya menuju
fly-over tersebut. Walaupun ia sudah dihukum karena memodifikasi motornya, tapi
untungnya mereka belum mengembalikan motor tersebut ke kondisi standar. Leonard
melaju dengan kencang meninggalkan rombongan polisi yang lainnya….
Sesaat
lagi ia akan sampai di jalanan yang berada persis di atas kejar-kejaran itu.
Suara raungan mesin dan sirine sudah bisa ia dengar dari jauh.
Ini
dia fly-overnya. Leonard melihat motor tersangka dari atas. Kemudian ia
membelok tajam dan mengarahkan motornya ke pagar pembatas jembatan, lalu
berakselerasi secepat mungkin…
Ban
depannya menghantam pagar flyover
tersebut, membuat tubuh Leonard terpental ke depan meninggalkan sepeda
motornya.
Sambil
melayang jatuh dari fly-over, ia merentangkan lengan kanannya…
Perhitungannya
pas. Lengannya menghantam si tersangka tepat di leher, membuatnya terjatuh dari
motornya. Perkenaan tersebut juga membuat kecepatan jatuhnya Leonard berkurang,
sehingga ia dengan selamat mendarat di aspal sambil berguling-guling.
Polisi
lainnya turun dari kendaraan mereka dan mengarahkan senjata pada tersangka yang
kini bangun sambil terpincang-pincang.
Rencana kabur ini seharusnya sempurna, pikir Armand Arnovski. Ia berusaha kembali berdiri
dengan susah payah.
Polisi
menyuruhnya angkat tangan dan tiarap.
Masih ada rencana B...
Armand
“Azrael” Arnovski meraih revolvernya dan menembak kepalanya sendiri. Peluru menembus helm sekaligus otaknya...
… Ride
the wind
Never coming back until I touch the midnight sun
Never coming back until I touch the midnight sun
No comments:
Post a Comment